Media sosial memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan standar kecantikan wanita saat ini. Dari Instagram hingga TikTok, platform-platform ini sering kali menjadi tempat di mana wanita mencari inspirasi dan mendefinisikan apa yang dianggap sebagai “cantik” dalam masyarakat.

Menurut seorang ahli psikologi sosial, Dr. Sarah Grogan, “Media sosial dapat mempengaruhi persepsi diri seseorang terhadap kecantikan. Wanita sering kali terpapar pada gambar-gambar yang menampilkan standar kecantikan yang tidak realistis, sehingga hal ini dapat menimbulkan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar tersebut.”

Banyak selebriti dan influencer di media sosial juga turut memainkan peran dalam menentukan standar kecantikan wanita. Mereka seringkali menampilkan foto-foto yang di-retouch dan di-filter sehingga terlihat sempurna, sehingga hal ini dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis bagi wanita lainnya.

Namun, tidak semua orang sepakat dengan pandangan ini. Seorang aktivis body positivity, Megan Jayne Crabbe, mengatakan, “Kecantikan sejati seharusnya berasal dari dalam, bukan dari bagaimana kita terlihat di media sosial. Penting bagi wanita untuk merayakan keunikan dan keindahan mereka sendiri tanpa terpengaruh oleh standar yang ditetapkan oleh orang lain.”

Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial tetap memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan standar kecantikan wanita. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk selalu kritis dan tidak terlalu terpapar pada gambar-gambar yang tidak realistis. Kita harus belajar untuk merayakan kecantikan dalam segala bentuknya, tanpa harus terpaku pada standar yang sempit dan tidak realistis.

Dengan demikian, kita dapat mengubah narasi tentang kecantikan wanita dan mempromosikan pesan yang lebih positif dan inklusif bagi semua individu. Jadi, mari bersama-sama memanfaatkan media sosial dengan bijak dan membangun citra diri yang positif tanpa harus terpengaruh oleh standar kecantikan yang tidak realistis.